Kalibrasi merupakan proses di mana alat ukur akan diverifikasi tingkat keakuratannya dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah diketahui. Mungkin Anda berpikiran kenapa alat ukur perlu dikalibrasi, padahal alat ukur dapat digunakan dan menghasilkan pengukurannya seperti biasanya. Walaupun hasil pengukurannya keluar, bisa saja terjadi penyimpangan yang mengakibatkan hasil pengukuran yang fatal. Hal ini tentu akan merugikan di berbagai bidang yang menggunakan alat ukur sebagai penentu hasil produksi ataupun berdampak pada kesehatan dan keselamatan.
Maka dari itu kalibrasi sangat diperlukan karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan keakurasian sesuai dengan standar yang diketahui. Kalibrasi memiliki metode yang bermacam-macam, di mana Anda dapat menggunakan metode yang relatif. Apa itu kalibrasi relatif? Mari kita bahas dipenjelasan berikut ini.
Apa Itu Kalibrasi Relatif?
Kalibrasi relatif merupakan proses verifikasi keakurasian dengan cara mengukur tanpa mengacu ke suatu nilai standar pasti, yang mana untuk menentukannya adalah dengan cara membandingkan hasil pengukuran dari alat ukur satu dengan alat ukur lainnya secara proporsional.
Beberapa Contoh Kalibrasi Relatif Alat Ukur
Untuk memahami tentang kalibrasi relatif, ada beberapa jenis kalibrasi yang bisa dijadikan sebagai contoh, sebagai berikut:
-
Kalibrasi Aliran
Kalibrasi aliran relatif sangat penting untuk memastikan bahwa sensor aliran dapat mengukur laju aliran dengan akurasi yang tinggi dan konsisten. Dalam kalibrasi aliran, aliran yang dihasilkan oleh sensor aliran dibanding dengan aliran yang dihasilkan oleh standar lainnya.
Laju aliran dapat diukur dengan mengukur kecepatan aliran yang bergerak didalam pipa, lubang, atau kapal pada waktu tertentu. Adapun alat ukur yang dapat mengukur aliran seperti flowmeter, pengukur aliran massa termal, rotameter gas dan udara, dan pengukur aliran massa termal.
-
Kalibrasi Listrik
Alat kalibrasi listrik merupakan proses atau rangkaian kerja untuk memverifikasi keakuratan suatu alat yang dapat mengukur atau menguji parameter listrik, seperti tegangan, arus, hambatan, kapasitansi, dan frekuensi.
Kalibrasi listrik secara relatif sendiri merupakan proses kalibrasi alat listrik dengan cara membandingkannya dengan alat listrik lainnya tanpa mengacu ke satu standar tertentu. Adapun contoh alat ukur listrik yang dapat dikalibrasi, seperti multimeter, wattmeter, amperemeter, osiloskop, penghitung frekuensi, penguji isolasi, dan penguji lingkaran. -
Kalibrasi Suhu
Kalibrasi suhu relatif diperlukan untuk menentukan suatu parameter atau koefisien oleh suatu alat ukur suhu seperti termometer, dengan cara membandingkannya dengan alat ukur suhu lainnya tanpa terpaku dengan standar tertentu. Sehingga cara pengukuran ini dapat memberikan informasi bahwa hasil pengukuran suhu dari waktu ke waktu mengalami perubahan setelah terjadinya proses perbaikan atau penyesuaian.
Adapun contoh kalibrasi suhu yang dapat dilakukan di alat ukur suhu, seperti Termometer digital, Termometer infrared, termokopel, RTD, data logger suhu, dan masih banyak lagi.
Kalibrasi Tekanan
Kalibrasi tekanan merupakan proses kalibrasi yang dilakukan dengan membandingkan tekanan yang diukur oleh alat ukur tekanan dengan alat ukur tekanan yang sudah dikalibrasi sebelumnya. Dalam kalibrasi relatif tekanan, alat ukur tekanan yang digunakan tidak harus dikalibrasi dengan standar dari nilai absolut, namun cukup dengan membandingkan hasil pengukuran dengan alat ukur tekanan yang sudah dikalibrasi sebelumnya.
Contoh pengukuran tekanan yang menggunakan kalibrasi secara relatif antara lain adalah pengukuran tekanan udara di ban mobil. Dalam pengukuran tersebut, alat ukur tekanan seperti manometer atau barometer yang hasil pengukurannya dibandingkan dengan nilai standar yang sudah dikalibrasi sebelumnya.
Kesimpulan
Dalam memahami kalibrasi relatif, maka beberapa contoh kalibrasi diatas mungkin cukup untuk memberikan titik terang tentang apa itu kalibrasi secara relatif. Secara garis besar pengukuran relatif sendiri adalah pengukuran yang membandingkan satu nilai dengan nilai lainnya tanpa perlu mengacu ke nilai standar pasti, melainkan hanya secara proporsional. Cara perbandingan seperti ini sering digunakan untuk pengukuran yang tidak penting, akan tetapi perbandingan antara nilai yang diukur penting untuk memastikan akurasi relatif yang konsisten.